Perjalananku Ini Disponsori oleh Ketidaksengajaan
"MAKIN JAUH KITA BEPERGIAN, MAKIN DEKAT JUGA KITA DENGAN DIRI KITA SENDIRI"
NEVER LOST HOPE, BECAUSE IT IS THE KEY TO ACHIEVE ALL YOUR DREAMS

Perjalananku Ini Disponsori oleh Ketidaksengajaan
"MAKIN JAUH KITA BEPERGIAN, MAKIN DEKAT JUGA KITA DENGAN DIRI KITA SENDIRI"
NEVER LOST HOPE, BECAUSE IT IS THE KEY TO ACHIEVE ALL YOUR DREAMS

Dosen Pengampu : Al-Ustadz Suwarno, M.Pd.
MENGGUNAKAN
UNTUK HAL-HAL YANG BERMANFAAT, ATAU MEMBUANGNYA SECARA CUMA CUMA.
DINA ASIH SOLIHAT
There
are only two choices in life : to make the most of it or to waste money.
Hanya
ada dua pilihan dalam hidup : memanfaatkan atau menghabiskan uang dengan
sia-sia.
Semua pertanyaan yang mungkin kita
fikirkan, terkadang tidak menemukan titik jawaban. Karena semua jawaban telah
di rangkum dalam kitab suci yaitu Al-Qur’an, termasuk tentang Ekonomi dan
Kekayaan.
Ekonomi dan Kekayaan adalah 2 kata yang
berbeda, namun selalu di sandingkan, Betul?? Padahal tingkat Ekonomi
disesuaikan dengan 3 kesetaraan; yaitu Ekonomi Rendah, Ekonomi Menengah dan
Ekonomi Tinggi. Tetapi istilah yang sering kita jumpai 2 kata dengan makna
universal adalah “Ekonomi dan Kekayaan”, bukan “Ekonomi dan Kesetaraan”.
Secara
Umum :
Ø Ekonomi : Cara manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan menggunakan sember daya yang ada untuk mendapatkan kesejahteraan hidup.
Ø Kekayaan : Sumber daya material yang dimiliki oleh seseorang; seperti uang, bangunan, kendaraan dan lain-lain.
Dalam
islam, kata Ekonomi dan Kekayaan selalu dikaitkan karena :
Ø Kekayaan adalah Amanah dari Allah yang harus di jaga dan digunakan dengan baik, sesuai dengan syari’at. Seperti Bersedekah (Berbagi), beramal shaleh, serta berbuat hal-hal yang baik.
Ø Orang yang paling kaya di hadapan Allah adalah orang yang selalu merasa cukup (qana’ah) terhadap apapun yang telah ia dapatkan atas pemberian Allah SWT, bukan diukur dari banyaknya uang, mewahnya bangunan dan kendaraan.
Kekayaan
itu bukan nasib, tapi kekayaan adalah pilihan. (Menggunakannya untuk hal-hal yang
bermanfaat, atau membuangnya secara cuma-cuma).
Seperti
beberapa kisah inspiratif dari para tokoh, yang saya cantumkan secara singkat,
1. Chairul Tanjung, yang akrab di sapa dengan panggilan “Si Anak Singkong”. Terlahir dari keluarga yang keadaan Ekonomi keluarganya menegah ke bawah, tidak hilang rasa semangatnya untuk berusaha menjadikan dirinya seorang pembisnis (Triliuner). Berawal dari berjualan gorengan, koran, berjualan buku, kaos, hingga membuka usaha kecil-kecilan (fotocopy). Chairul Tanjung sudah beberapa kali gagal dalam menjalani usahanya dibidang bisnis. Namun karena etos kerjanya yang tinngi serta semangatnya yang tak pernah surut mengantarkan pada titik kesuksesan (saat ini).
Hingga saat ini beliau dikenal dengan pengusaha yang menginspirasi anak bangsa. Memiliki saham di Allo Bank Indonesia; salah satu bank digital terbesar di Indonesia, memiliki saham di Garuda Indonesia dan yang paling dikenal adalah pemilik dan pendiri CT Corp yang mengendalikan:
·
Coffee Bean & Tea Leaf Indonesia
·
Trans Shopping Mall
·
Aigner Indonesia
·
Warung Upnormal, dan masih banyak lagi.
2. Eka Tjipta Widjaja, Seorang imigran asal Quanzhou, Tiongkok. Beliau terlahir dari keluarga dengan kondisi ekonomi yang serba kekurangan. Mengadakan usaha kecil-kecilan dengan strategi yang unik yaitu menjajakan dagangannya ke rumah-rumah konsumen.
Sewaktu muda, Eka Tjipta Widjaja
berjualan berkeliling kota Makassar dengan mengendarai sepeda. Ia menjajakan
permen, biskuit, serta aneka barang dagangan toko ayahnya dari pintu ke pintu.
Dan ini adalah awal mula karir bisnis sang Founding Father Sinar Mas.
Singkat cerita, CV Sinar Mas diresmikan, dan disusul dengan pembangunan pabrik minyak goreng serta pabrik kertas dan bubur kertas. Setelah sukses dengan bisnis kertas dan sawit, Sinar Mas mengembangkan bisnis di sektor layanan keuangan seperti asuransi dan perbankan. Hingga beroperasi secara komersial di bidang penyediaan energi, perdagangan besar, serta infrastruktur telekomunikasi.
Semua hal pasti dibahas di dalam Al-Qur’an.Termasuk materi yang saya tulis, ada Dalil Al-Qur’an yang berkaitan dengan Ekonomi dan Kekayaan (harta) :
a. Surah Al-Baqarah : 261
مَثَلُ الَّذِيْنَ
يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ
سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ
لِمَنْ يَّشَاۤءُۗ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْم
"Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada tiap-tiap tangkai ada seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui."
Ayat ini menjelaskan bahwa
Allah akan melipatgandakan pahala bagi mereka yang bersedekah, sebagaimana
benih yang menumbuhkan banyak buah.
b. Surah Al-Baqarah : 274
اَلَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ
اَمْوَالَهُمْ بِالَّيْلِ وَالنَّهَارِ سِرًّا وَّعَلَانِيَةً فَلَهُمْ اَجْرُهُمْ
عِنْدَ رَبِّهِمْۚ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ
"Orang-orang yang
menafkahkan hartanya di malam dan siang hari, secara tersembunyi maupun
terang-terangan, maka bagi mereka pahala di sisi Tuhannya dan tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati."
Ayat ini menegaskan bahwa
Allah akan memberi pahala kepada orang-orang yang bersedekah, baik secara
tersembunyi maupun terang-terangan.
c. Surah Al-Baqarah : 272
لَّيْسَ عَلَيْكَ
هُدَىٰهُمْ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يَهْدِى مَن يَشَآءُ ۗ وَمَا تُنفِقُوا۟ مِنْ
خَيْرٍ فَلِأَنفُسِكُمْ ۚ وَمَا تُنفِقُونَ إِلَّا ٱبْتِغَآءَ وَجْهِ ٱللَّهِ ۚ
وَمَا تُنفِقُوا۟ مِنْ خَيْرٍ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنتُمْ لَا تُظْلَمُونَ
“Bukanlah kewajibanmu
menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi
petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang
baik yang kamu nafkahkan (di jalan allah), maka pahalanya itu untuk kamu
sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari
keridhaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu
akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya
(dirugikan).
d. Surah Saba : 39
قُلْ
اِنَّ رَبِّيْ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖ وَيَقْدِرُ
لَهٗۗ وَمَآ اَنْفَقْتُمْ مِّنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهٗۚ وَهُوَ خَيْرُ
الرّٰزِقِيْنَ
Katakanlah (Nabi Muhammad),
“Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki di
antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya. Suatu apa pun yang kamu infakkan
pasti Dia akan menggantinya. Dialah sebaik-baik pemberi rezeki.”
Dalam ayat ini, Allah kembali mempertegas bahwa banyak dan sedikitnya rezeki seseorang tidak menentukan kedudukannya di sisi Allah, kecuali bila dibarengi dengan iman dan amal saleh.
True Wealth is not measured by the amount
of possessions you have,
But rather by your heart feeling content.
Kekayaan
sejati bukan diukur dari banyaknya harta yang kamu miliki,
Melainkan
diukur dari hatimu yang merasa cukup.
Perjalananku Ini Disponsori oleh Ketidaksengajaan "MAKIN JAUH KITA BEPERGIAN, MAKIN DEKAT JUGA KITA DENGAN DIRI KITA SENDIRI" N...